HutaHuta

SEJARAH SINGKAT KABUPATEN TAPANULI UTARA

Tapanuli

Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu :
1) Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung.
2) Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborong-borong.
3) Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya Balige.
4) Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibukotanya Pangururan.
5) Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya
Sidikalang.
Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin
seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang.
Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli
dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking. Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada dikantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan.
Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin
oleh seorang kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya.
Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang
kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri di negeri/kampungnya.
Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting.
Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan
ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing.
Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.
Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur
pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang
berubah seperti :
1) Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai
seluruh tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.
2) Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin     masingmasing wilayah yang disebut Gunyakusyo.
3) Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama
Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.
4) Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya
masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan
Kepala kampung.

Tao toba

Danau Toba

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17
Agustus 1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut :
a) Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan
sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Budrafdeling      diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.
b) Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung
Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak
diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang.

Tarutung

Tarutung

Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu
Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan
Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang.
Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda dimana Belanda mulai
menduduki daerah Sumatera Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat) kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan.
Pada tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah
hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan
Sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat
Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratip ke Bupati.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada
permulaan tahun 1950 di Tapanuli di bentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias (dulu Kabupaten Nias). Dengan terbentuknya Kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu ditiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat.

Rumah Adat Batak

Rumah Adat Batak

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada
waktu itu, maka untuk  meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara.
Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek
pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang
Hasundutan jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15
kecamatan. Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siata Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborong-Borong, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Muara.

Sumber : (Teks) BPS Kabupaten Tapanuli Utara , (Gambar) : Berbagai Sumber

5 Responses to HutaHuta

  1. yohana berkata:

    leleng loading na

  2. Fredy berkata:

    Terimakasih, ini menambah ilmu pengetahuan,

    dan belum pernah saya dapat dari pelajaran di sekolah.

    Salam !

  3. efendy naibaho berkata:

    mohon ijin ya, apakah bisa mengambil tulisan di situs ini utk diterbitkan/online kan di http://www.pusukbuhit.com? tks atas perkenannya.

    efendy naibaho
    pemred

Tinggalkan komentar